Kehadiranmu membawa rasa lama yang hampir berdebu dibagasi hati, perilaku berbeda yang kau tawarkan padaku .aku tak sadar bahwa kau datang dengan perasaan yang aneh semua itu baru aku sadar setelah sekian exsperimen -exsperimen yang kau lakukan. setiap hari ada saja topik yang kita bicarakan , dan akhirnya kita membicarakan topik yang serius yaitu cinta
Aku ingat tahun lalu aku pernah nembak dia dengan hati yang penuh derita aku senyum karna jawabannya . aku berfikir sekian kali aku ga mau kejadian itu terulang kembali walau dia memberi aku sinyal sinyal positif . entah kenapa semua pesan singkatmu seperti memberi aku kesempatan
Pertemuan pertama kita di area kelas dan waktu itu kamu memberiku sebuah jam tangan sebagai kado ulang tahunku padahal aku ga memperluakan itu karna kado istimewaku adalah menjadi orang yang spesial dalam hidupmu .semua berjalan dengan indahnya , kenangan - kenangan indah , sedih , dan lucu semua kita jalani berdua hingga terjadi kehilafan diriku karna wanita dan kau bisa memaafkan ku dan ini terulang lagi aku memohon untuk kesempatan terakhir tapi apadaya aku hanya bisa berbaring menatap langit biru .
Aku tak ingin meningat kenangan sendiri , aku juga tak ingin merasakan sakit sendiri tapi nyatanya...
Kemarahanmu tumbuh begitu pesat hinga tak bisa dikendalikan , aku tak bisa memuluhkan hatimu lagi aku tak bisa menyiram hamparan bunga dihatimu lagi karna kesalahanku , aku tak sepandai dan secerdas apa yang kau pikirkan , aku hanya manusia biasa yang merasakan kenyamanan akan hadirmu . Aku hanya laki - laki yang takut kehilangan seseorang yang paling penting .
Tapi , aku tidak punya hak untuk memintamu kemabali dan tidak mempunyai wewenang untuk memintamu segera pulang , masih adakah sedikit cinta yang kau miliki jika ada ayo kita besarkan dia dan kita rawat dia . Tidak munafik, aku mesara kehilangan . dulu aku terbiasa dengan candaan dan perhatian kecilmu , namun segalanya sudah hilang seperti asap rokok yang hilang ditelan gelaapnya malam.
Aku tau ini semua salahku , yang sangat kurang ajar meskipun aku punya pesaraan yang dalam dan kuat . Tapi tak mungkin matamu begitu buta dan hatimu begitu cacat untuk tau bahwa aku sangat mencintaimu
aku harus belajar tak peduli , aku harus belajar bertanggung jawab, juga merelakan
Dan di antara tupukan tugas-tugasku yang membuat jemariku pegal
di antara ketas- kertas yang berserakan
aku masih merindukanmu