Rabu, 04 November 2015

Kau Masih Sama Cantiknya Seperti Pada Hari Aku Kehilanganmu

Tak terasa mentari mulai tersenyum menyambut hari yang baru dan tak terasa pula begitu lama diriku tak pernah tersapa olehmu , dengan pagi yang sama tetang kamu yang terus berjalaan menjauh tanpa berbalik .

kau tau nona pagi ini adalah pagi dimna aku dibangukan oleh bidadari tak bersayap . aku tau itu tak nyata dan aku juga tau itu hanya mimpi tapi inilah mimpi yang sempurna , hanya disinilah aku bisa memegang tangan dan memelukmu berharap aku tidur selamanya dengan mimpi seindah itu
Sendiri berdiri dikota tua dengan ribuan teman baru serta dengan godaan yang tak pernah padam oleh waktu seakan menjelasakan bahwa disini  diriku bahagia,  setidaknya seperti itu dan kuharap selamanya tetap seperti itu . tak sering aku mengambil pilihan untuk sendiri dan tak sering pula aku bersenang senang dengan melupakan aturan dan etika saat air mata tak ada artinya lagi


“Tidak selamanya sepi itu menyakitkan
Tidak selamanya kesakitan itu melukai dan
Tidak selamanya air mata itu menandakan penderitaan”
Aku yakin dibalik semua itu akan ada keindahan serta kebahagian yang akan menghampiriku saat aku jatuh walau itu sedikit merepotkanku nanti .
Teman dan sahabatku sering memberiku semangat dan tak sering juga mereka mengolokku  saat air asin ini kembali turun menyentuh bibirku disaat ku kenang sebuah kisah masa lalu. aku masih bingung kenapa semua orang menanggap menangis itu tabu untuk diberitahukan dan diungkapkan ? bukankah itu adalah cara mata menyampaiakan apa yang dirasakan saat hati tak sanggup lagi berkata ?

Hujan yang turun dengan derasnya tak pernah tau dia membasahi siapa , tapi air mata tau dia jatuh untuk siapa .
Ingatkah kau saat ku goda dirimu dengan bertanya
“kau tau tidak seberapa banyak  tetes hujan dalam satu detik ? kau tidak tau dan bertanya padaku seberapa banyak ? dan ku jawab sebanyak cintaku padamu”
Sekarang yang aku tau cintamu seperti butiran hujan yang tak terhitung banyaknya tapi hilang tak berbekas dihamparan tanah , terkadang suara detik jam dan suara rintik hujan diatap mengundangku untuk ketepi jendela yang berujung pada lamunan akan manisnya kenangan masa lalu . hanya dengan beberapa tetes hujan dapat membuat hatiku bercerita kepada seluruh badan ini tentang dirimu dimasa lalu yang telah pergi meninggalkanku

Apa kabarmu nona ?
Seperti istilah matematia yaitu Berbanding lurus berharap keadaan kau berbeda denganku, dan berbandirng lurus degan merindukan pertanyaan pertanyaan yang tak berbobot
Banyak yang bilang aku gila karna aku memilih untuk buta dari pada melihatmu bersamanya , tapi ternyata itu saja kurang sekarang aku mencoba untuk tuli setelah kudengar kau sedang bersama seseorang yang lebih mapan lebih tampan dan lebih dermawan mungkin lebih setia

Kau pergi bersamanya disana dan membiarkan diriku membusuk dengan keterpurukanku seakan  aku seperti piano tua yang tak lagi bernada... hampa tanpa bersuara . karna bagimu aku hanya sebuah pena yang telah kehabisan tinta yang takkan mampu untuk menemanimu menulis cerita cinta
Aku berfikir bahwa kita mungkin tak disatukan didunia busuk ini tapi kau harus tau aku tidak bisa menghilangkan rasa ini tapi kau tak perlu kawatirkan aku karna aku tetap bertahan disini dengan pendirianku ,agar kau menegerti arti ketulusan ... pergilah!
Tapi ingat aku adalah rumah saat kau ingin kembali pulang .

Dibingungkan dengan perasaan terburukku , ketika aku tidak tau apakah aku harus menunggu atau menyerah dan apakah dari hari ini harus aku coba lupakan semua yang telah berlalu dan belajar dengan mata serta telingku sendiri yang mungkin menjadi awal jalan yang baru .
Seberapa jauh aku pergi dan seberapa jauh aku melangkah  , hatiku akan selalu berada ditempat yang sama!!  Lain waktu cobalah untuk tidak menghancurkan hatiku , karna manusia hanya memiliki satu hati ,cobalah hancurkan tulang tulangku karna aku memiliki 250+ tulang .

 
Perlahan lahan kau pun menjadi deretan angka
Yang tak lagi bisa diterka
 Saat kau melihat daun yang jatuh dari dahannya
Ingatlah itu rinduku yang telah mati dan akan tumbuh lagi

Sabtu, 19 September 2015

Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan

          Sudah lama aku tidak memainkan jari jemari ini dengan kotak kotak hitam yang mempunyai angka dan huruf  , begitu lama juga blog ini kosong tak pernah terisi dari cerita carita yang tak mempunyai isi , dan begitu lama juga tubuh ini tak pernah kau perhatikan lagi walau mengingatkanku untuk bernafas .
          Sudah bergitu lama sejak saat itu sejak dimana aku masih bisa memanggilmu sayang sejak dimana aku selalu menunggumu untuk berdandan dan sejak dimana kita masih masih bisa bergandeng tangan .
Lama tak jumpa nona, Bagaimana kabarmu ? apakah kau baik baik saja disana ataukah kabarmu sama sepertiku ? tertawa  bersama raga dengan hati sudah mati .
            Masih sama seperti pagi yang kemaren , selalu berharap saat dimana aku membuka mata ada kamu disampingku . berharap dimana aku bisa mengucapkan selamat pagi sambil mencium keningmu .
            Tapi , apa daya itu hanya angan angan dan sebuah mimpi indah tanpa kenyataan, diriku hanya sanggup memandang air yang tenang untuk masa yang bisa dikenang. jika hanya dalam mimpi kita berjumpa bersapa dan bersama , mungkin sebaiknya aku tidur selamanya , percuma saja jika tanpamu hidupku tak nyawa
            Setiap detik setiap menit dan setiap waktu aku merindukan keberadaanmu disampingku , merindukan sifatmu merindukan egomu dan merindukan manjamu . aku tak tau harus bagaimana dan aku tak tau kemanakah hati mengadu ketika cinta terlalu resah menahan rindu ?
           Kau tau nona , Dalam hening angin menjadi saksi perasaan tulus cinta ini kuharap ia berhembus didepanmu menyampaikan seluruh maksudku untukmu , didalam hening ini juga aku terjebak diantara cinta yang tak akan terbalas , terjebak di dalam gelapnya malam bersama perempuan perempuan yang tiba tiba datang bagai kunang kunang yang memberikan ku cahaya tak begitu terang tapi menyenangkan .
           Tetapi kau tidak perlu khawatir akan diriku , aku bisa membedakan mana cahaya abadi dan cahaya sesaat . bertahan dengan seorang mentari yang bersinar terang ,tapi terlalu menyilaukan tuk dipandang dan terlalu jauh tuh kudapatkan .
           Dimasa masa ini aku banyak belajar , saat aku bersama jarak aku belajar mengenal rindu , disaat aku bersama waktu aku mengerti artinya jumpa , dan disaat aku bersamamu aku tau apa itu cinta . terkadang aku juga belajar tertawa untuk menikmati ini semua .
 
Aku tidak menangis
Mataku hanya berkeringat ketika lelah merindukanmu
Jika menurutmu aku masih tak pantas untuk bersanding
Biarkan aku menjadi udara yang diam diam selalu bersamamu